Bencana alam seperti gempa bumi dapat terjadi tanpa pemberitahuan, membawa dampak yang luar biasa bagi kehidupan masyarakat. Gempa bumi dengan kekuatan 6.4 skala Richter yang mengguncang sebuah daerah mengakibatkan kerusakan parah: pohon tumbang, atap rumah berjatuhan, dan kebakaran akibat konsleting arus pendek. Dalam situasi ini, peran tim evakuasi sangat krusial untuk mengurangi risiko dan memastikan keselamatan warga.
Pada saat gempa terjadi, mahasiswa di sebuah jurusan kesehatan lingkungan pun terkejut dan panik. Dalam situasi yang penuh kekacauan ini, mereka segera mengikuti prosedur evakuasi dengan menggunakan jalur yang sudah ditentukan. Proses evakuasi yang terorganisir adalah langkah pertama untuk menyelamatkan nyawa. Tim evakuasi yang terdiri dari Kepala Desa, BPBD, Polisi, Tentara, dan SAR, bekerja sama untuk menenangkan warga, mengarahkan mereka menuju titik kumpul yang lebih aman.
Namun, meskipun warga berhasil dievakuasi, situasi di titik kumpul tetap belum aman sepenuhnya. Banyak warga yang mengalami luka ringan hingga parah. Di sini, peran PMI (Palang Merah Indonesia) sangat penting. Tim PMI datang dengan membawa peralatan medis seperti P3K dan ambulance untuk memberikan pertolongan pertama kepada para korban. Warga yang terluka segera mendapatkan penanganan di tenda medis yang didirikan di lokasi evakuasi.
Seiring waktu, kondisi pengungsian pun mulai menimbulkan masalah baru. Dalam tenda penampungan yang berukuran terbatas, muncul masalah kesehatan yang lebih serius. Vektor penyakit seperti lalat, nyamuk DBD, dan kecoa ditemukan di sekitar tenda pengungsian. Kondisi ini sangat berisiko bagi para pengungsi, terutama bagi mereka yang memiliki luka terbuka atau masalah kesehatan lain. Melihat hal ini, Kepala Desa segera menghubungi petugas pengendali hama untuk melakukan tindakan cepat.
Petugas dari layanan pest control melakukan fogging dan penggunaan mist blower untuk membasmi vektor penyakit. Dengan upaya ini, kondisi di tenda pengungsian mulai membaik, dan para korban yang semula terganggu dengan masalah kesehatan kini bisa kembali beraktivitas dengan lebih nyaman.
Peran tim evakuasi, tim medis, serta petugas kesehatan lingkungan sangat krusial dalam menghadapi bencana. Dari evakuasi yang terorganisir hingga penanganan kesehatan yang tepat, seluruh pihak bekerja sama untuk memulihkan keadaan dan memberikan rasa aman bagi warga yang terdampak. Bencana memang tidak bisa diprediksi, tetapi dengan kesiapan dan koordinasi yang baik, dampak dari bencana dapat diminimalkan.
Demikianlah Jalannya Simulasi Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan dalam Situasi Bencana dalam rangka Pembentukan Environmental Team Quick Response for Disaster di Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Denpasar.